Agama dalam bisnis / politik

Meski secara statistik, jumlah pemeluk kristiani di Singapura tidak lebih dari 15 persen, akan tetapi, jauh-jauh hari sebelum natal (atau orang melayu cakap “Krismas”), berbagai kawasan bisnis mulai menyambut natal dengan berbagai pernak-perniknya. Semua karyawan toko diminta untuk berpakaian ala santa, suasana yang dibangun pun sama. Walaupun mereka bukan kristen, akan tetapi karena acara natal ini adalah acara yang mampu menghasilkan “duit luar biasa”, tentu bukan even yang bisa dilepaskan begitu saja. Dan saya kira, banyak juga orang yang tahu, bahwa pemaknaan natal bagi orang kristiani pun menjadi kurang karena “nyawa” bisnisnya lebih terasa.

Barangkali mirip dengan di Indonesia, menjelang Idul Fitri, “denyut bisnis” terkadang mengalahkan suasan “relijius” yang sebenarnya diharapkan dari bulan Ramadhan. Sehingga orang-orang yang diharapkan belajar lebih baik dengan bulan Ramadhan, malah disibukkan dengan”hingar-bingar” bisnis sampingan di bulan Ramadhan.

Saya masih ingat juga, mungkin sekitar 15 tahun yang lalu (saya lupa tepatnya), ketika itu pertama kalinya saya dan keluarga dan juga tetangga mulai berbeda lebaran dengan pemerintah cq. pak harto saat itu yang jadi penguasa. Saya masih ingat, saat itu hendak dibuat semacam kemeriahan dengan bedug raksasa, yanga acaranya sendiri menghabiskan satu milyar kalau tidak salah. Tentu akan menjadi kerugian yang luar biasa ketika ternyata lebaran maju satu hari, pawai yang sudah disiapkan tentu menjadi sia-sia.

Nah, berbicara masalah ini, ketika mbah Dipo bercerita masalah Idul Adha 1428H, saya pun jadi ikut tanda tanya? Sebenarnya Saudi itu punya ilmuwan yang mampu memberikan pencerahan kepada negaranya tidak sih? Bagaimana mungkin secara teori bulan masih 5 derajad di bawah ufuk, yang secara teori sangat tidak mungkin melihat bulan, kok ya percaya sama orang yang ngaku-ngaku sudah melihat bulan? Kalau secara teori sudah di atas 0 derajad, saya masih mungkin mempercayai ada yang melihatnya, tapi yang satu ini jelas-jelas di bawah 5 derajad, kok ya percaya begitu saja.

Jelas, ibadah haji adalah “bisnis” yang boleh dibilang luar biasa, 2 juta orang, datang pada saat yang sama, membawa riyal dan seterusnya. Saya masih belum bisa faham, apakah ada faktor bisnis atau politik di belakang keputusan kontroversial Saudi saat ini? Semestinya ulama di Saudi sana juga dibekali ilmu hisab agar rukyat-nya juga nggenah, sehingga tidak lagi memunculkan pendapat kontroversial semacam ini (mirip dengan kasus matahari mengelilingi bumi yang difatwakan ulama saudi, di mana orang tidak faham ilmu astronomi, tapi main fatwa tentang astronomi secara ngawur). Secara personal saya pun lebih “dekat” dengan “rukyat”, akan tetapi hisab juga harus dipakai dalam rangka mendapatkan hasil rukyat yang lebih akurat.

SPAM yang aneh

Umumnya email SPAM isinya adalah jualan obat kaya Viagra, Cialis, atau replika Jam Tangan Rolex, duit utangan (loan), atau menang lotre, atau dapat warisan. Dan di akhir SPAM biasanya dikasih hyperlink website atau dikasih nomer telpon/email untuk kontak lebih lanjut.

image Tapi, SPAM yang satu ini, agak aneh, karena minta untuk dihapus, terus tidak ada jualannya, malah kasih cerita. Di email lain yang juga mirip ini, cerita tentang kasus pembunuhan. Kalau di email yang ini, nggak tahu maksud ceritanya apa.

Apa si spammer lagi kurang kerjaan, nggak ada yang bisa diobrolin lagi di email SPAMnya, sehingga bikin SPAM yang isinya aneh, gak nyambung, malah dari preview pesannya langsung menyuruh "please delete it without further reading". Barangkali kehabisan ide, atau punya bandiwdth sisa, trus dipake buat nyePAM yang tiada guna .. (bukannya memang SPAM adalah barang tak berguna … ha..ha..)

Emailnya satu, kelihatannya banyak

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menyinggung penggunaan Gliffy sebagai alternatif dari Viso. Di salah satu bagian dari posting, saya menjelaskan tentang “free user” dari Gliffy ini yang mendapat jatah maksimum sebanyak 5 buah dokumen yang bisa disimpan.

Akun gratis dari Gliffy ini adalah akun berbasis kepada email, sehingga jika kita memiliki email lebih dari satu, boleh didaftarkan untuk mendapatkan akses gratis tadi. Hanya saja, masalahnya terlalu banyak email biasanya akan membuat kita jadi pusing.

Dengan gmail, masalah di atas dapat diatasi dengan cara yang mudah. Tips gmail berikut mungkin bisa dipakai, bukan tips baru sih, tapi siapa tahu di antara pembaca blog ini ada yang belum tahu.

Cara “mengakali”nya adalah sebagai berikut:

Misal email anda adalah abcdef@gmail.com, jika anda sudah mendaftarkan email ini ke Gliffy, dia akan menolak tentu saja ketika anda mendaftarkan ke sana dengan email ini.

Akan tetapi, Gliffy tidak akan menolak jika anda mendaftar dengan alamat semisal:

  • abcdef+a@gmail.com atau
  • abcdef+b@gmail.com …dst …

Setelah itu, coba lihat akun gmail anda, voila, ternyata email registrasi masuk ke inbox gmail kita. Jadi cukup dengan menambah “+” diikuti sembarang kata, gmail masih akan menganggap sebagai akun yang sama.

Dengan menggunakan trik ini, tidak hanya di Gliffy saja, tapi di banyak website, kita dapat register lebih dari satu kali, tanpa harus dipusingkan dengan kepemilikan lebih dari satu email demi menghindari alamat email yang tidak boleh sama.

Semoga bermanfaat !
😉

my-indonesia.info, menelusuri dalang 17.5 milyar

17,5 Milyar rupiah untuk website my-indonesia.info ? Pasti semua orang protes. Duit segitu diapain aja. Untuk itu kita telusuri kisah pewayangan dan dalang dari situs ini.

Pertama, klaim seperti yang dimuat di detikinet, bahwa website ini ditampung empat negara, yakni di Amerika Serikat (Benua Amerika), Singapura (Asia), Eropa, dan Australia. mari kita buktikan melalui catatan DNS server. Jika memang benar servernya ada empat (untuk mirroring), sehingga benua lain tetap cepat mengaksesnya, semestinya “A” record-nya juga tidak cuma satu. Sebagai contoh, bandingkan result google.com dan my-indonesia.info

image image

Dari A record, google yang servernya banyak, memunculkan 3 buah IP address, artinya bisa diakses ke tiga-tiganya. Sementara my-indonesia.info hanya memuat 1 IP address saja. Bagaimana jika IP address ini diserang? atau ada error di jaringan? Ya tentu website akan langsung down. IP 203.211.140.139 adalah IP address di Singapura, yakni di Qala data center. Konon sih (bisa diklarifikasi ulang), Qala adalah data center termurah di Singapura, karena backbone mereka yang tidak sekuat data center yang lain. Setahu saya, untuk sewa satu rack di data center Qala adalah sekitar 900 dolar Singapura, atau kira-kira 5,8 juta rupiah per bulan.

Khusnudzon (prasangka baik) saya, kementrian pariwisata sewa selama 10 tahun langsung kali :), makanya dananya begitu besar !!!

Jadi klaim server di empat benua, saya ragukan. Coba kita telusur lagi di DNSnya.

image image

Aha, mungkin ini jawabannya, bukan servernya yang ditaruh di empat benua, tapi DNS servernya, meski dalam hal ini cuma dua, satu di UK, satu lagi di Australia. Memang DNS server yang makin dekat dengan user yang mengakses, akan mempercepat respon, tapi hanya respon query DNS, kira-kira kecepatan mencari alamat yang tepat dari buku telepon, selebihnya kecepatan website tergantung kecepatan dari server yang di Singapura. (sudah saya tes, via proxy di jerman, untuk membuka blog ini sama situs my-indonesia.info lebih cepat blog ini ..he..he..).

Sekarang, coba kita telusuri kapankah domain ini dibuat?

image Walaw e…  !!! Ternyata domainnya dibuat hampir empat tahun yang lalu. Artinya biaya 17.5 milyar ini dipake selama empat tahun, dan baru dipublikasikan sekarang. Hebatnya lagi, dipublikasikan kira-kira dua bulan sebelum domain ini expired. Ampuh tenan !!!

Opo tumon??? Sebuah website sampe empat tahun, baru menjelang domainnya kadaluarsa websitenya baru nongol. KECUALI domain ini dibeli seseorang, misal pengusaha hotel wisata mana gitu, abis itu dijual ke pemerintah sebesar 1 milyar :-D. Eh, jangan-jangan memang benar, yang beli domain ini tadinya pengusaha hotel. Mari kita telusuri kembali.

image Nampaknya indo.com selaku pemilik DNS dari situs my-indonesia.info adalah pengusaha hotel. Semua website yang ditampung di servernya adalah tentang hotel.

Eits…tunggu dulu, beberapa banyak website yang saya tes dari server ini, ternyata isinya cuma iklan ad-sense. Gak ada situs hotel beneran di sana. Wah jadi curiga nih, siapa sebenarnya pelakunya???

Ataukah mereka cuma pencari untung dari domain name? Wallahu a’lam

Kita lanjutkan petualangan kita, jadi kira-kira siapa sebenarnya “dalang” dari 17.5 milyar ini? Sebuah website yang butuh waktu 4 tahun sebelum diluncurkan, yang bahkan sejak sebelum SBY jadi presiden, domainnya sudah dibeli. Adakah nuansa “gelap-gulita” (udah, baca aja korupsi !!!) menyelimuti website ini? Perlukah saya lapor ke SBY? Kalau website ini penuh dengan “hal-hal aneh” !

Jawabnya: saya tidak tahu ! 😀

UPDATE:
Saya baru nemu lagi catatan yang lain. my-indonesia.info juga dihost di USA, hanya saja di bawah subdomain us.my-indonesia.info. Dari catatan servernya, nampaknya dahulu my-indonesia.info juga pernah di host kesana, begitu pula dengan indonesia.travel. Tapi sekarang sudah dipindah di Asia Tenggara (Singapura), mungkin mereka merasa aksesnya lambat, karena web-web tercantum di bawah ini diaksesnya dari Singapura pun relatif lambat sekali. (catatan: hanya blogs dan forum [dot] my-indonesia.info dan indonesiatourisminfo.com, dan my-indonesia.com yang masih di host di sana, selainnya sudah dipindahkan ke Singapura atau malah sudah mati).

image image

Whois dari my-indonesia.com memang menunjukkan yang punya orang spesialis iklan dan pariwisata.

Penjagaan Heritage

Satu hal yang kurang begitu saya jumpai di Indonesia adalah penjagaan terhadap peninggalan sejarah. Sejatinya, memang suatu bangsa hendaknya menjaga cagar budaya, agar generasi kita mendatang dapat mengerti dan menghargai bangsa mereka.

Adanya cagar budaya yang menjadi jembatan bagi kita untuk memahami dan mengetahui “perjuangan” para pendahulu, dan mengambil pelajaran darinya demi kebaikan di masa mendatang.

sultan Singapura sadar akan hal ini, sehingga meski negri yang dibangun adalah dalam nuansa modernitas, tapi mereka tetap mempertahankan apa yang disebut sebagai cagar budaya (meski kadang saya rasakan, juga demi bisnis semata, adanya cagar budaya tentu akan semakin menambah jumlah wisatawan yang ada).

Seperti foto di samping, yakni Masjid Sultan yang merupakan salah satu cagar budaya Singapura. Masjid ini dijadikan sebagai cagar budaya karena didirikan pada abad 19 oleh kesultanan Johor. Meski menjadi cagar budaya bukan berarti semuanya serba kuno, justru fasilitas di sekitarnya sangat memudahkan sekali bagi pengunjung yang hendak sholat, ataupun turis-turis yang sekedar ingin berjalan-jalan di sekitarnya, dan berfoto-foto.

Bahkan seorang kawan bercerita, dia mengirimkan foto toilet dan tempat wudhu masjid ini untuk kemudian dikirimkan fotonya ke temannya yang tinggal di Indonesia, temannya yang di Indonesia bercerita, bahwa toilet dan tempat wudhu di masjid Sultan ini, sangat jauh lebih bersih ketimbang kantornya. Apalagi mengingat “stereotip” masjid di Indonesia yang “kadang” kumuh.

Banyak sekali kawasan cagar budaya di Singapura yang tidak sekedar dipertahankan, tapi dirawat sedemikian rupa, bahkan mampu memberikan penghasilan bagi negri ini. Indonesia pun sebenarnya tidak kalah, hanya saja kadang kurang ada i’tikad yang serius dari mereka yang bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan wisata ini, malah sibuk menghamburkan duit sebesar 17.5 Milyar untuk sebuah website pariwisata yang biasa saja. Padahal dengan dana sebesar itu tadi dapat mengkonservasi cagar budaya yang kita miliki lebih banyak lagi.

(Saya sendiri pun yang juga “bermain” di ranah webhosting pun bingung, duit segitu banyak kok bisa ya dihabiskan untuk webhosting, emang honor pembuat webnya berapa besar ya? 1 milyar sendiri kah? Kalau gitu saya juga mau …he…he.., lagipula, nuansa “ngapusi”nya kok kentara sekali, ngakunya servernya ada di empat benua, padahal dari catatan DNS server, cuma ditampung di satu negara, yakni Singapura)

Dari sejarah, kita akan belajar banyak hal. Manusia terus berkembang cara berfikirnya, kebudayaannya, dan lain sebagainya, semuanya tidak terlepas dari peran sejarah yang menaunginya. Alangkah indahnya, jika catatan ini tidak lenyap begitu saja, sehingga kelak generasi penerus kita hanya mampu menikmati sejarah ini dari multimedia saja. Mereka tidak mampu menjamah secara langsung dan merasakan warisan budaya bangsa mereka.

Idul Adha Sebentar lagi

Hari Raya Haji dikenalnya di Singapura, atau Idul Adha atau Idul Qurban yang lebih sering di sebut di Indonesia, insya Allah akan datang sebentar lagi. Mari belajar sejenak masalah qurban ini, ya biar isi blog ini seimbang, tentang masalah sosial, masalah IT, tapi juga tidak lupa masalah belajar agama.

Yang pertama, ibadah yang satu ini adalah ibadah spesial bagi kaum muslim, karena mereka akan … makan-makan …he…he (ibadah kok makan-makan 😉 ). Tapi memang betul, karena hasil sembelihan harus dibagikan ke seluruh kampung, dan orang yang berhak lainnya untuk menerima daging qurban ini, dan untuk apa lagi daging qurban dibagi-bagi kalau bukan untuk dimakan. Tentu makan-makan bukan tujuannya, dia hanya merupakan efek samping dari ibadah yang dilakukan.

Ibadah qurban sendiri, kalau menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazaairi dalam bukunya yang berjudul Minhajul Muslim, dicantumkan hukumnya adalah Sunnah Wajibah. Loh, piye to? Sunnah kok Wajib. Kamsudnya ya hukumnya adalah sunnah tapi ya dekat-dekat ke wajib gitu. Bagi siapa? Bagi yang mampu tentu saja. Satu hal yang pasti, ibadah ini tidak bersifat sekali saja seumur hidup, akan tetapi CUKUP SEKALI SETIAP TAHUNNYA !!!  halah, namanya Idul Adha ya setahun sekali … Jadi, jika anda adalah orang yang mampu beli kambing atau minimal 1/7 dari harga sapi (misal harga kambing 720ribu, tiap bulan anda bisa nabung 60ribu) maka hukumnya menjadi sunnah yang lebih dekat ke wajib (bahasa matematikanya Limit Wajib → 1). Kalau nggak nglakuin bagaimana? Dosa kah? … ehm kalau itu kurang tahu sih, tapi Nabi Muhammad berkata dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah,

“Barangsiapa yang memiliki kemampuan dan tidak menyembelih maka jangan dekati tampat shalat kami”

Jadi sebaiknya kalau sudah mampu, ayo-ayo, pada Ibadah Qurban !

Yang kedua, masalah hewan qurban-nya, apa saja? Ada Aa’, teteh, eh…bukan ding 🙂, ya tentu saja binatang sembelihan seperti sapi, gibas, unta, kambing, tapi jangan diganti ayam loh ya, meski jumlah ayamnya yang dipotong sampai 24 ekor ayam, ya gak bisa disamakan dengan motong 1 ekor kambing, mentang-mentang profesinya juragan ayam.

Nah, kemudian ternyata ada “Qurban Idol” juga loh, ada binatang paporit buat disembelih. Kaya’ gimana sih? Kata ‘Aisyah R.A, Qurban Idol itu adalah Kambing Gibas, yang warnanya putih, terus pake kacamata item, sama kaos kaki item …. he…he.. Serius nih? Iyah, super serius. Besok pas jelang hari raya, coba cari aja, pasti ada tuh, kambing yang pake kacamata item sama kaos kaki item … gak percaya? Kalau anda sering beli hewan qurban pasti tahu, kambing yang model ginian. Masalahnya di Indonesia perasaan jarang ada kambing gibas? Adanya paling kambing congek jawa, sama kambing gimbal. Tapi setidaknya, besok kalau cari kambing, yang pake kacamata item, sama kaos kaki item, kan keren tuh !

Yang ketiga, qurban itu cukup satu, untuk satu keluarga. Jangan mentang-mentang bisa beli sapi sendirian, trus biar kagak dimongin … “wuih….kaya nih !!!“, trus pas diajuin ke panitianya, “Eh keluarga saya mau kurban sapi nih, atas nama Saya, Istri, si Sulung A, si nomer dua B, … dst sama si Bungsu E !“. Tapi apa nggak boleh satu keluarga kasih qurban lebih dari satu? Ya boleh saja, tapi satu binatang qurban sudah bisa mewakili satu keluarga (keluarga inti yang terdiri ayah ibu dan anak yang belum menikah, kalau keluarga simbah, pakdhe, bulik, dst ya tentu beda).

Yang keempat, kalau qurban, jangan minta jatah banyak-banyak. Maksimal sepertiga saja. Ntar perutnya jadi gembul trus jantungnya mbledhos karena hipertensi, dan tidak baik untuk kesehatan mata… ya jelas dong, masak daging dikasihkan ke mata, daging ya buat dimakan duong !! 😀 Kasih sepertiga yang lain untuk tetangga dan sepertiga lain untuk kalangan fakir miskin ya.

Segitu dulu, kapan-kapan kalau sempat disambung lagi.

Jalan ke China Town

DSC_0665 Hari Sabtu siang ini, saya menyempatkan jalan-jalan dengan istri, pergi ke China Town, untuk cari souvenir dan berburu “objek”.

Sebenarnya siang tadi sempat ragu untuk berangkat tidaknya, karena cuaca yang agak mendung, dan ketika saya melihat awan di daerah timur dari balkon flat saya, kelihatannya cukup tebal. Tapi setelah beberapa saat, ternyata cuaca di sekitar flat saya cukup bersahabat, saya asumsikan di daerah timur pun, cuaca lumayan terang. Akhirnya kita putuskan untuk berangkat ke sana.

Berangkat sekitar pukul setengah tiga siang dari rumah, sampai ke China Town sekitar pukul 3.15pm. Sampai di sana, istri segera “berburu” souvenir buat oleh-oleh dan kado nikah salah seorang kawan, sementara saya “berburu” hal yang lain, yang kalau saya bilang, berburu fokus+blur. Maklum, saya masih belajar bagaimana fotografi yang bagus, membuat blur background dan fokus foreground, atau sebaliknya.

Beberapa saat setelah jalan, sekitar jam setengah lima sore pas waktu ashar, mampir ke masjid Chulia (atau masjid hijau, karena semua bangunannya dominan dengan warna hijau) untuk sholat ashar, sekaligus untuk beristirahat sejenak mengistirahatkan kaki.

Ada hal yang menarik ketika tadi jalan-jalan, meski secara umum porstitusi adalah ilegal di Singapura, tapi tetap saja porstitusi ini tetap ada. Kalau di Singapura, banyak ditemui di Geylang (katanya….. saya sendiri nggak belum pernah kesana he..he..). Nah tadi siang pun saya dan istri melihat dengan senyum kecut kejadian yang menurut saya lucu. Ada apek (orang Cina yang sudah tua), saya perkirakan sudah di atas 70 tahun, mojok, bermesraan dengan wanita cina juga yang masih muda. Tanpa sengaja kita melihat sewaktu jalan di jembatan penyebrangan (jembatan yang sangat luas tapi), dua orang ini sedang mojok bermesraan, bahkan orang di samping kita pun juga komentar yang sama (pake bahasa mandarin mereka ngomongnya, tapi karena mereka juga melihat apek ini tadi, dan sambil berucap “apek“, maka dapat saya perkirakan mereka sedang ngomentari apek yang sedang mojok tadi). Saya dan istri cuma berujar ,”Ya Alloh, sudah sepuh sekali gitu, lha kok ya masih sempat-sempatnya ‘main-main’ gituan …”.

Intinya, jika anda besok sempat pergi ke Singapura, jalan-jalan ke China Town cukup menarik lah (despite of Apek yang kita lihat barusan), cari makanan yang halal (bagi muslim) juga relatif mudah, dan jika anda punya kamera yang bagus, konon di China Town adalah salah satu objek terbaik di Singapura untuk dijepret dengan kamera.

Foto selengkapnya dapat dilihat di alamat ini: http://www.flickr.com/photos/teladan98

Bila terulang kembali ?

Bila blog anda (kembali) dibajak blogger pemula?

a. Dimaafkan
b. Dinasehati melalui email
c. Dibiarkan saja, cuek bebek mau dicopy ya monggo-monggo saja
d. Diperangi dengan mengumpulkan seluruh “bala kurawa” untuk komentar “pedas” di blog dia
e. …… (alasan lain silakan diisi sendiri)

???

Pada akhirnya saya bisa memaklumi, maka saya biarkan saja lah, toh mereka memang sedang berlatih dan belajar ngeblog. Harap maklum, sebagai seorang pemula, kadang masih bingung hendak melangkah ke mana.

Saya sendiri pun, dahulu mengawali “karir” blog ini dengan copy-paste, YA, benar sekali sodara-sodara, saya dulu mengawali karir blog dengan salah satu artikel copy paste di posting yang ke-tujuh, meski tentu saja, saya masih punya norma, paling tidak mencantumkan sumbernya (walau bukan berupa linkback ke website aslinya). Yang menarik, justru dari tulisan copy-paste itulah, kadang orang sering kesasar ke blog saya ini, bahkan dalam setiap pekannya selalu saja ada yang kesasar gara-gara keyword yang mereka pakai cocok dengan tulisan saya.

image Tak percaya? Coba search dengan Google (yang Indonesia atau mana saja juga boleh deh), dengan keyword “manfaat pepaya” … tuing-tuing … ternyata nangkring di nomer satu. Bahkan di Google Indonesia (http://www.google.co.id), kalau anda ngetik kata “pepaya” saja, juga dapat halaman satu (setidaknya di nomer dua gitu …).

Nah, hari ini ada satu website lagi yang sedang mengawali karirnya dengan copy-paste, ya tentu saja seperti permasalahan-permasalahan yang kemarin, sang penulis langsung copy semua tulisan yang saya muat di sana, kemudian dengan “semena-mena” mempaste tulisan tadi di Blognya. Tanpa sengaja, di tulisan tadi ada tautan yang masuk ke blog saya. Kena deh !! Kalau Matta bilang (gara-gara pak Syuhud yang kuliah di RSIS NTU yang bikin saya jadi tahu, group band matta itu apa, kirain temennya ustadz Anis Matta..he..he.. ) : “Ow..ow… kamu ketahuan, copy paste lagi, blognya orang lain !!

Makanya, pada akhirnya kembali saya memaklumi, bahwa semua ada permulaannya, meski pada akhirnya harus mengcopy-paste milik orang lain, tanpa izin tentunya. Meski demikian, ke depan, sang penulis juga harus diberikan pemahaman dan pengertian, untuk tidak sekedar mengcopy tulisan orang lain, apalagi sampai mengaku-aku sebagai miliknya.

Jangan sampai ada kasus penutupan sebuah blog lagi (sila cari di internet, blog pemula yang akhirnya ditutup gara-gara ketahuan copy-paste), gara-gara seorang newbie yang masih “hijau” dalam ranah blog ini melakukan copy-paste suatu tulisan.

Kecuali untuk blog yang satu ini, yang dengan sengaja seluruh isinya merupakan copy-paste demi mengejar tugas kuliah bahkan menyalahkan orang yang menyalahkan dia karena copy paste …. (kalau ini memang harus didatangkan seluruh “bala kurawa” untuk “memberikan pelajaran” ke dia …he…he..).

Blog pemula itu ada di sini, dan ini adalah tulisan saya yang kena copy-paste.

Alternatif Visio

visio-price Bagi anda yang sering menggambar diagram, kalau saya biasa untuk menggambar diagram jaringan (network diagram / topology), dulu saya sering pakai Visio. Memang keren sih, tapi ya itu, dulu (sekarang masih gak ya? ..he..he..) masih menggunakan produk bajakan. Tahu sendiri lah, harga Visio yang selangit.

Per produknya aja kalau dirupiahkan berkisar 3 juta sampai 6 juta sendiri. Ya mana ike sanggup buat beli. Apalagi dipakainya personal, kalau korporat sih mungkin tidak terlalu masalah. Jadi, mau nggak mau harus cari alternatif pengganti, karena dipakainya toh untuk personal.

Sebagai alternatif Visio yang mahal, saya memilih menggunakan produk yang sifatnya Online, jadi selain tidak perlu install-install, dokumen juga disimpan di Internet sana. Tapi jangan salah, meskipun disimpannya online, tapi bisa didownload kok, dalam bentuk JPEG, TIFF, sama SVG (Scalable Vector Graphics). Dan tentu saja bisa kita impor ke dalam dokumen kita.

imageProduk yang sekarang saya pakai adalah Gliffy. Dengan menggunakan produk ini, kita dapat membuat beberapa jenis diagram, seperti:

1. Floorplan, untuk diagram arsitektur
2. Flow Chart, membuat diagram alir
3. UML, untuk diagram program OOP
4. Entity-Relationship, dipakai buat
    merancang database
5. Network, untuk jaringan komputer
6. User Interfaces, untuk mendesain
    antarmuka software
7. Basic Shape, berupa geometri dasar

Dengan jumlah dokumen maksimum sebanyak 5 buah untuk versi gratisnya, saya kira sudah cukup memadai lah. Apalagi jika anda menggunakan gmail, bisa dibuat trik, cukup dengan satu email, tapi bisa daftar/sign-up berkali-kali (pegimane caranye? …he..he… lain kesempatan deh … Insya Allah dikupas tuntas …), sehingga dokumen anda bisa lebih dari lima (bahkan unlimited), dan tentu saja gratis. Dokumen ini tentu saja agar kita bisa mengedit kembali, kecuali anda membuat dokumen sederhana yang bisa dibuat ulang dengan mudah sehingga tidak perlu menyimpannya.

Alternatif yang lain adalah produk dari Autodesk yang bisa dibuka di sini, tapi tampilannya masih “relatif” sederhana dan kalah sama Gliffy, meski fiturnya juga tidak kalah. Terserah anda mau pakai yang mana, hanya saja sementara ini saya lebih sering pakai Gliffy. Cuma ada kelemahannya sih, kalau dibuka pake Firefox (di Windows, saya belum bandingin di Ubuntu saya), kadang suka hang.

Jadi, walaupun belum bisa bebas 100% dari produk bajakan, tapi setidaknya kita coba kurangi lah. OK !

😉

Iri … eh gak jadi "ding" :)

Namanya saja manusia, sifat iri pasti selalu ada. Begitu pula dengan saya. Iri terhadap apa?

Kadang saya iri dengan seleb blogger, kenapa mereka yang kadang isi blognya cuma satu kalimat, atau sepatah dua patah kata saja, dapat menghasilkan komentar puluhan. Ada seorang blogger yang termasuk seleb karena ribuan kunjungan per hari yang sampai ke blognya, yang pernah menasihatkan untuk menulis yang berkualitas di blog kita. Karena kalau isi blog kita ngawur, maka orang akan datang sekali saja dan cukup, dia tidak akan berkunjung kembali. Namun pada kenyataanya, karena mengejar something which always new everyday, menjadikan sang seleb ini yang menuliskan nasihat ini pun pada akhirnya menulis “ala kadarnya” saja.

Memang blog adalah hak bagi setiap penulisnya, orang lain selaku penonton cukup berkomentar saja. Tapi sungguh, ketika saya berkunjung ke blog yang senantiasa menyajikan sesuatu yang baru setiap harinya itu, saya berharap ada ilmu baru, kajian baru dan pengalaman baru yang bisa didapat. Tapi alih-alih mendapatkan itu semua, yang terjadi cuma mendapati blog yang tulisannya sendiri terkadang tak ada kualitas sama sekali. Memang tidak setiap hari sih nulis tulisan “sampah”, tapi akhir-akhir ini merasa kok tulisannya yang model sampah makin banyak, nggak ada greget, cuma karena wajib setor saja.

Memang bukan hak kita selaku pembaca mengatur si penulis blog, tapi sungguh sayang, dengan kesempatan yang dimilikinya karena dikunjungi ribuan orang per hari, tapi isi blognya cuma “sampah” saja. Andaikan tulisannya memuat sesuatu yang bisa “mencerahkan” para pembacanya, apalagi diarahkan untuk perbaikan diri (pembaca), perbaikan bangsa (sok patriotis dikit kan nggak papa … he..he..), dan lain sebagainya, tentu akan lebih baik lagi.

Tapi semua memang terpulang kembali ke penulis, mau nulis “sampah”, atau mungkin tulisan yang lebih bermakna, tentu suka-suka dia. Yang tentu saja tidak dapat didikte oleh para pembacanya.

Btw, lain halnya jika memang blognya didedikasikan khusus sebagai blog “nyampah” kaya punya Lutpi yang ada di sini , tentu setiap orang akan memakluminya, iya nggak Pi?

😀