Saya yakin (walaupun belum search di Internet) bahwa pasti sudah banyak yang posting di blog-blog tentang Indonesia Raya “versi” Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo, dan kemungkinan sebagian besar bernada “mengecam”. Huwe..he….
Tanpa bermaksud menyinggung “kebesaran” beliau, ketika jaman dulu, saya ngobrol dengan rekan sejawat masalah Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo, ada jawaban menggelitik dari rekan sejawat saya tadi yang membuat saya jadi tersadar.
Waktu jaman itu, saya “mengkritik” pekerjaan Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo, mulai dari “analisis super hebatnya” tentang keaslian suara Jaksa Agung Andi M. Ghalib dengan perangkat yang sangat cuaaaangggih sekali, yang bernama …. WinAMP 😀 , kemudian pembuktian keaslian fotonya almarhumah artis (sapa namanya, lupa …. maklum bukan penggemar Infotainment) dengan Metadata (yang jelas-jelas bisa dibuka pake ACDSee32, bahkan banyak tools di Internet untuk memodifikasi isi metadata foto tadi), sampai-sampai beliau dijuluki “Ahli Nujum Metadata”, terus pencarian siapa dibelakang situs al-anshar.net dengan tools yang sangat hebat sekali, yakni WHOIS …hue..hue… dan berbagai macam kasus kontroversial lainnya. Saya bilang ke kolega saya saat itu, bahwa “semua orang” (yang kenal dalam ama IT dan Internet) juga bisa pak. Itu mah tools standar yang kita-kita dah pada tahu semua.
Apa jawab kolega saya saat itu,”Nah itu bedanya mas antara Roy Suryo dengan mas, karena dia ngundang wartawan, sementara mas Andri tidak …”. Iya juga, selama ini kan Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo sibuk kesana kemari, ngundang wartawan, tidak saja wartawan beneran, tapi juga wartawan Infotainment (terus terang saya tidak pernah menganggap wartawan Infotainment adalah wartawan beneran, tapi bo’ong-bo’ongan, yang dicari bukan berita tapi gosip), sehingga lama kelamaan Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo menjadi terkenal. Mukanya masuk di TV, kemana-mana berjalan orang jadi tahu, “eh…bukannya dia sang Ahli Metadata itu ?? … 🙂 “.
Ya nyadar lah, bahwa kepandaian kita-kita ini memang tidak terpublikasi, dan memang bukan untuk dipublikasi. Tapi saya kira orang-orang yang betul-betul hebat di IT, seperti kawan-kawan di Air Putih, di MIFTA-Perjuangan, dll, mereka perlu Humas dan PR. Agar ke depan masyarakat kita tidak lagi “tertipu” seorang “pakar IT-IT-an” (bener kan istilahnya ?), yang mengungkapkan analisis yang kadang ngawur gak jelas atau berlagak jadi orang paling tahu sendiri masalah IT, dan semua orang Indonesia pun kaya’ kerbau dicocok hidungnya dan manggut-manggut saja. Jadi jangan salahkan beliau yang selalu mengundang wartawan untuk mau mendengarkan analisanya, tapi salahkan kita yang memang gak pernah mengajari IT kepada masyarakat :-). Mungkin kita sudah mengajarkan, tapi kadang dengan bahasa yang tidak mudah dicerna masyarakat, akhirnya yang muncul dan mudah dicerna adalah analisa “ala metadata” Kanjeng Raden Mas Tumenggung tadi.
Begitchu …
(loh-loh, apa korelasi judul dengan konten blog ini ??? kok jadi gak nyambung … yo wis lah)